Senin, 26 Desember 2011

Pengetahuan Masyarakat Indonesia Tentang HIV/AIDS Masih Rendah

Indonesia adalah salah satu negara dengan angka penularan HIV/AIDS tertinggi di Asia, tetapi sebagian besar anak muda di Indonesia tidak mengetahui sebabnya.

Data dari kementrian kesehatan Indonesia menunjukkan 75 persen warga Indonesia yang berusia antara 15 hingga 49 tahun percaya HIV ditularkan oleh nyamuk. Seperti kebanyakan rekan-rekannya, Ariyanti Tarman yang berusia 26 tahun mengatakan ia tidak memiliki pendidikan seks formal apapun ketika bersekolah.

Ia mengatakan, “Yang paling mendekati adalah pelajaran biologi mengenai reproduksi dan itu saja. Jadi saya mendapat informasi mengenai seks dan isu-isu seputar seks seperti HIV/AIDS dan penyakit seksual menular dari surat-suratkabar, majalah, internet dan juga dari film-film.”

Negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia itu umumnya konservatif dan bagi banyak orang membicarakan seks adalah tabu dan pendekatan yang lebih liberal terhadap seks bertentangan dengan sikap-sikap tradisional.

Survei global baru-baru ini mendapati hampir 40 persen remaja Indonesia melakukan hubungan seks dan hampir separuhnya tidak memakai alat kontrasepsi ketika berhubungan seks dengan pasangan-pasangan mereka yang baru.

Pemerintah tampaknya enggan menerapkan pendidikan seks ke dalam kurikulum nasional, Zoya Amirin, seorang psikolog seks terkemuka berusaha menangani masalah itu.

Baru-baru ini Amirin meluncurkan podcast video mengenai isu-isu terkait kesehatan seksual dan berharap itu akan membantu mengatasi kesenjangan pengetahuan tentang seks.

“Kebanyakan riset menunjukkan sebagian besar orang belajar dari film porno, bertanya dari teman dan mereka percaya dongeng-dongeng. Itu adalah sesuatu yang berbahaya. Contohnya, mereka percaya membasuh alat kelamin setelah berhubungan seks, khususnya dengan alkohol bisa mencegah terinfeksi penyakit seksual menular, " ujar Zoya.

Kurangnya informasi dasar mengenai kesehatan seksual dan semakin berkembangnya cerita-cerita burung sejalan dengan semakin menyebarnya HIV/AIDS di seluruh Indonesia.

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional melaporkan tingkat infeksi HIV meningkat di beberapa propinsi termasuk Bengkulu, Papua, Maluku, Aceh dan Banten.

Angka-angka resmi menunjukkan 70.000 warga Indonesia positif terinfeksi HIV tetapi diperkirakan angka sebenarnya bisa mencapai 300.000 orang.

(sumber: voanews.com)
(sumber gambar : voanews.com)

Pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan pekerjaan bagi penderita HIV/AIDS

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan kerja bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pemprov bahkan tidak akan segan-segan memberi sanksi tegas kepada perusahaan yang menolak pengidap penyakit tersebut.

“Ancaman sanksi denda Rp500 juta diberikan bagi perusahaan yang menutup pintu bagi kelompok masyarakat tersebut. Ketentuan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Perda No 5 tahun 2008 tentang HIV/AIDS dan Undang-Undang Ketenagakerjaan,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta Deded Sukendar dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (16/12/2011).
Aturan tersebut, kata Deded, merupakan menjadi bukti konsistensi Pemprov DKI Jakarta terhadap persamaan hak bagi warganya. Tidak terkecuali hak mendapat pekerjaan yang layak bagi ODHA.
Dia menambahkan, DKI Jakarta selama ini cukup konsen terhadap persoalan HIV/AIDS. Berkat upaya keras Pemerintah berhasil menekan jumlah penderita HIV/AIDS serta penularannya. Hal ini juga berbuah penghargaan yang diberikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sebagai Pembina Terbaik Tingkat Nasional Bidang pembinaan warga yang terinfeksi HIV/AIDS.
Atas penghargaan itu, Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo berjanji akan terus bekerja keras untuk menyosialisasikan strategi penanggulangan HIV/AIDS kepada masyarakat.
Di Jakarta sendiri, sambung dia, sudah terdapat 85 rumah sakit yang siap melayani ODHA secara gratis jika pasien yang bersangkutan memiliki kartu JPK-Gakin dan SKTM. Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah memiliki alat tes pendeteksi HIV di 44 puskesmas kecamatan, 54 rumah sakit swasta, dan 6 rumah sakit umum daerah (RSUD)
(sumber : okezone.com)
(sumber foto: berita batavia.com)       
(bia)


berita terkait:
Pengetahuan masyarakat tentang HIV dan AIDS masih rendah
generasi muda perlu tau tentang AIDS
terapi ikan rentan tularkan HIV/AIDS

GENERASI MUDA PERLU TAU TENTANG AIDS

PANGKALPINANG - Pentingnya informasi terkait bahaya dan pencegahan virus Human immunodeficiency virus (HIV) is a lentivirus (a member of the retrovirus family) that causes acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pangkalpinang memberikan sosialisasi HIV/AIDS terhadap 50 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Citra Delima Selasa (6/11) kemarin. Hadir sebagai pembicara pada sosisalisasi ini, Wakil Walikota (Wawako) Pangkalpinang dan juga sekaligus ketua KPA Pangkalpinang Malikul Amjad, Sekretaris KPA Pangkalpinang dr Johan Jabri yang didampingi oleh ketua Stikes Citra Delima Babel Hj Sjenileila Boer serta jajaran staff dan dosen Stikes Citra Delima Babel.
Malikul Amjad menyampaikan, tujuan sosialisasi yang diadakan sekarang ini tidak lain adalah untuk memberikan wawasan serta pengetahuan bagi masyarakat, khususnya pada saat ini mahasiswa Stikes Citra Delima Babel untuk mengetahui bahaya dari apakah itu virus ini, bahayanya apa dan bagaimana pencegahannya. "Mereka ini (Mahasiswa-red) kita rasakan perlu tahu seluk-beluk mengenai virus HIV/AIDS, baik itu meliputi apa itu HIV/AIDS, bahayanya, bagaimana cara pencegahan dan penularannya. Kemudian kemana konsultasi atau berobat jika terkena virus ini. Dan ini perlu diketahui oleh mahasiswa ini melalui sosialisasi yang diadakan sekarang", kata Wawako saat ditemui pada sela-sela sosialisasi.
Wawako menambahkan, sosialisasi penyuluhan HIV/AIDS ini bukan kali pertama diadakan. Sebelumnya telah dilaksanakan diberbagai untuk sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Pangkalpinang. "Sosialisasi yang kita adakan, tidak semata tertuju ke tempat-tempat yang rawan penularan HIV/AIDS sendiri, seperti tempat lokalisasi. Melainkan target sasaran kita pencegahan yang efektif itu adalah para generasi muda yakni, pelajar dan mahasiswa. Dan ini perlu diketahui, usia yang rentan terindikasi oleh virus tersebut adalah usia 15 sampai 35 tahun. Oleh sebab itu, kita cegah dari yang muda dulu", terang malikul.
Oleh sebab itu dia berharap, wawasan dan pengetahuan yang disampaikan dari sosialisasi penyuluhan ini dapat diinformasikan keluar oleh mahasiswa ataupun staf dan dosen yang hadir pada saat ini ke masyarakat atau di lingkungan sekitarnya sendiri. Sosialisasi-pun menjadi lebih menarik saat pertanyaan-pertanyaan dilontarkan satu per satu oleh mahasiswa Stikes Citra Delima yang ingin lebih memahami penyebaran AIDS. Seperti hal-nya Firliyanti dan M Siddiq mahasiswa semester 3 yang menanyakan adakah tindakan pemerintah dalam menanggulangi masalah AIDS ini dalam merazia tempat lokalisasi di Pangkalpinang, serta bagamana mengatasi dan cara memberlakukan seseorang jika terkena virus tersebut.

Terkait bahayanya virus HIV/AIDS di kalangan masyarakat, para mahasiswa diminta berperan serta untuk aktif membantu menginformasikan bahayanya penyebaran HIV/AIDS bagi masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
"Dengan pengetahuan dan wawasan yang telah diketahui kita harapkan mereka-mereka ini yang juga sebagai masyarakat elite di kalangan masyarakat lainnya dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait bahayanya dan cara pencegahan virus ini", tegas wawako.  Tentang AIDS, ia menambahkan, sebelumnya belum mendapat prioritas oleh pemerintah. Namun sekarang, setelah dinyatakan oleh KPA Pusat yang mengeaskan masalah HIV/AIDS ini harus ditangani secara serius karena dari tahun ke tahun jumlah yang menghidap AIDS mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dari berbagai sosialisasi penyuluhan yang diadakan ini dengan pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan HIV/AIDS diharapkan sangat bermafaat bagi mahasiswa-mahasiwa   ini dan juga dapat sampaikan kepada keluarga dan masyarakat disekitarnya.  "Informasi yang kurang diketahui oleh masyarakat ini yang sangat perlu diberikan. Untuk itu, mahasiswa ini kita minta aktif berinteraksi dengan masyarakat, salah satunya mengenai AIDS dari apa itu AIDS, penyebarannya, bagaimana cara pencegahannya, kemana konsultasi atau berobat", pungkas Malikul.(ian)
(sumber : jawa post harian network)
(sumber foto : jawa post harian network)
(bia)


berita terkait:
pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS masih rendah
pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan pekerjaan bagi penderita HIV/AIDS
terapi ikan rentan tulakan HIV/AIDS 

Terapi ikan rentan tularkan HIV AIDS

TERAPI ikan yang diklaim atau dipercaya dapat mengatasi jenis penyakit tertentu justru disebut-sebut menularkan HIV/AIDS.

Anda mungkin pernah melihat atau mendengar terapi ikan yang kini marak di beberapa pusat perbelanjaan. Terapi ini dilakukan dengan cara memasukkan kaki Anda kedalam bak berisi ikan garra rufa, dan kemudian membiarkan ikan bekerja dengan mengigit kaki Anda.
Banyak orang percaya bahwa terapi itu bisa mengatasi jenis penyakit tertentu. Namun, dalam sebuah penelitan terbaru justru mengatakan hal sebaliknya.
Seperti dikutip dari Telegraph, Badan Perlindungan Kesehatan Inggris mengingatkan ancaman baru bagi mereka yang suka melakukan terapi ikan. Penyakit seperti diabetes, sistem kekebalan tubuh menurun (psoriasis) hingga terinfeksi HIV mengincar keselamatan Anda.

"Kami mengeluarkan petunjuk ini karena jumlah terapi semacam ini terus meningkat. Jika prosedur higienitas dengan benar diikuti, risiko infeksi ini akan menjadi rendah. Tapi, masih ada risiko transmisi dari sejumlah infeksi, seperti HIV dan hepatitis," ujar seorang juru bicara dari Badan Perlindungan Kesehatan (HPA) Inggris.
Bakteri
Lembaga itu menyakini bahwa air dalam bak yang berisi ratusan hingga ribuan ekor ikan tersebut mengandung mikroorganisme (bakteri). Bakteri yang berasal dari air bak yang kotor akan dipindahkan melalui ikan-ikan dan kemudian menularkan kepada konsumen yang melakukan terapi tersebut.
Hal ini perlu diwaspadai, mengingat air dalam bak tidak langsung diganti setelah digunakan oleh konsumen.
Penyebaran virus HIV juga mungkin terjadi di terapi ikan ini. Pada saat ikan-ikan kecil tersebut akan menggigit kulit mati yang terdapat di bagian kaki, tanpa disadari, ikan tersebut menggigit terlalu kuat dan menyebabkan terjadinya luka dan keluarnya darah.
Melalui perantara air yang sudah terkontaminasi darah dari penderita HIV, maka dengan mudah menulari orang lain saat sedang melakukan terapi jika konsumen memiliki luka atau infeksi di kaki.
Sementara itu, Dr Hilary Kirkbride, konsultan epidemiologi dari HPA, menyarankan agar pemilik terapi lebih menjaga kebersihan demi kesehatan para pengunjungnya.
Kirkbride juga menyarankan agar air dalam bak sebaiknya diganti setiap selesai digunakan oleh satu orang.
"Jika standar kebersihan yang baik diikuti oleh pemilik terapi, masyarakat tidak mungkin akan terjangkit infeksi dari terapi ikan itu, meskipun risikonya akan lebih tinggi untuk orang tertentu," ujar Kirkbride. (ic/bh)
(sumber : harian analisa)
(sumber foto : google.com)
(bia)


pengetahuan masyarakat Indonesia tentang HIV/AIDS masih rendah
pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan pekerjaan bagi penderita HIV/AIDS
generasi muda perlu tau tentang AIDS

Rabu, 21 Desember 2011

Ibu pertiwi, inspirasi beritapertiwi.com



Makna Ibu Pertiwi bagi Indonesia tidak lain adalah tanah airku, tanah tumpah darahku, tempat berlindung, tanah yang suci, tanah yang sakti, hutan gunung sawah dan lautan, simpanan kekayaan. Sang Ibu Pertiwi menjadi sosok seorang ibu yang dicintai, ibu yang membuai dan membesarkan anak anaknya, yang dapat bersedih hati, bersusah hati, berlinangan air mata, merintih dan berdoa, bergembira, dan tempat untuk berbhakti dan mengabdi. Semua warga bangsa Indonesia adalah anaknya, anak bangsa atau putra kesayangannya.

Ibu pertiwi merupakan personifikasi nasional Indonesia, sebuah perwujudan tanah air Indonesia. Sejak masa prasejarah, berbagai suku bangsa di kepulauan Nusantara sudah menghormati roh alam dan kekuatan bumi, mereka mengibaratkannya sebagai ibu yang memberikan kehidupan, sebagai dewi alam dan lingkungan hidup. Setelah diserapnya pengaruh Hindu sejak awal millenia pertama, dia dikenal sebagai dewi Pertiwi, dewi bumi. Dewi pertiwi populer dalam berbagai lagu dan puisi perjuangan bertema patriotik, seperti lagu “Ibu Pertiwi” dan “Indonesia Pusaka”. Lagu kebangsaan “Indonesia raya” lirik dalam bait “Jadi pandu ibuku” kata “ibu” disini merujuk kepada Ibu Pertiwi. 

Deklarasi Jakarta untuk PSSI

Tak hanya kepengurusan PSSI di bekukan oleh Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) tetapi KPSI pun menyampaikan surat tuntutan KLB yang di sarikan dalam bentuk Deklarasi Jakarta ke PSSI pada senin (19/12). Surat ini di tembuskan ke AFC dan FIFA. Berikut isi dari Deklarasi Jakarta tersebut.



1.      Menyampaikan mosi tidak percaya kepada Djohar Arifin Husain(ketua umum PSSI),Farid Rahman (wakil ketua PSSI),Sihar Sitorus,Mawardi Nurdin,Widodo Santoso,Tuty Dau, dan Bob Hippy(Anggota Komite Eksekutif) karena di nilai tidak kradibel untuk menjalankan Organisasi PSSI dan telah melakukan pelanggaran terhadap Statuta PSSI, serta tidak menjalankan hasil keputusan Kongres tahunan PSSI Tahun 2011 di Bali.
2.      Meminta untuk di selenggarakan Kongres Luar Bisa PSSI dengan agenda pemilihan Ketua umum,wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI selambat lambatnya tanggal 30 maret 2012
3.      Meminta kepada PSSI untuk memberikan jawaban terhadap permintaan diselenggarakanya KLB PSSI tersebut pada poin 2 selambat-lambatnya tanggal 23 desember 2011.
4.      Membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang memiliki tugas untuk memastikan diselenggarakanya KLB PSSI tersebut.dan apabila PSSI tidak bersedia menjalankan KLB, maka dengan ini kami memberikan kewenangan penuh kepada KLB PSSI sesuai dengan statute PSSI.
5.      KPSI juga bertugas menjalankan roda organisasi PSSI sesuai dengan hasil Kongres PSSI ll di Bali 2011,termasuk memproteksi kredibilitas dan integerasi PSSI dan anggotanya sampai dengan terpilihnya Komite Eksekutif PSSI yang baru. 
(sumber: tabloid bola)
(sumber foto: google)

Perkosa Anak, Ayah Dihukum Cambuk 2.080 Kali

Seorang pria yang divonis bersalah memperkosa anak perempuannya diganjar hukuman cambuk 2.080 kali selama masa tahanan 13 tahun.

Menurut surat kabar di Arab, pengadilan di Mekah menyatakan pria tersebut bersalah karena memperkosa anak perempuannya yang masih remaja. Aksi bejat itu terjadi selama tujuh tahun. Sang ayah memperkosa darah dagingnya sendiri saat di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.

Surat kabar Okaz mewartakan, Sabtu, 10 Desember 2011, terdakwa akan dicambuk di panggung sepanjang masa tahanannya. Namun, nama terdakwa tidak disebut dalam surat kabar tersebut.

Kepolisian agama Arab mengatakan mendapat informasi mengenai pemerkosaan itu melalui paman sang anak perempuan.

Hukum cambuk merupakan hukuman yang biasa dijatuhkan ulama yang menjadi hakim di Arab Saudi. Hukuman tersebut berlaku berdasarkan penafsiran Kerajaan Arab terhadap hukum Islam. (sumber: http://www.tempo.co/)

Lagi, TKI Arab Saudi terancam hukuman Pancung

Adalah Tuti Tursilawati, tenaga kerja asal Indonesia yang mencoba peraduan nasib ke negeri gurun pasir, Arab Saudi. Namun sial baginya, terlilit kasus pembunuhan atas majikannya sendiri membuat Ia kini tengah di landa kemelut antara kepastian kelanjutan hidupnya.

TKI yang berasal dari Majalengka, Jawa Barat ini terancam dijatuhi hukuman pancung karena membunuh majikan yang memperkosa dirinya. Pemerintah tengah berusaha membantu Tuti yang kini mendekam di penjara kota Thaif, Ara Saudi. Namun usaha-usaha tersebut tidak berjalan mulus. Kendala utama adalah sebagian besar keluarga korban masih belum memaafkan Tuti bahkan tidak mau menerima uang sebagai bentuk ganti rugi walaupun sesungguhnya keluarga inti sudah memaafkan tindakan Tuti. Mereka hanya menginginkan eksekusi terhadap Tuti dilaksanakan sesegera mungkin usai musim Haji tahun ini.

Belajar dari kesalahan pemerintah yang gagal melindungi hak Ruyati, TKI yang divonis hukuman pancung di Arab Juni lalu yang juga tersandung kasus yang sama, kini pemerintah lebih berhati-hati dalam menangani kasus ini. Berbagai pendekatan dilakukan mulai dari pedekatan melalui pemerintah Arab Saudi, Gubernur, Majelis Ishlah bahkan hingga melalui kepala suku tempat keluarga korban tinggal. Namun apa daya, mereka tetap bersikeras dengan pendirian mereka.

Demikianlah, hingga saat ini, Tuti masih terus terombang-ambing antara keputusan hukuman hidup dan mati yang akan ditetapkan untuknya. Tak ada lagi yang bisa dilakukan Tuti selain berharap agar usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk dirinya bisa berhasil dan hanya bisa terus berdoa agar Ia menerima hidayah dari yang di Atas. Hanya itu yang bisa dilakukannya di balik dinginnya jeruji besi penjara kota Thaif yang seolah memperolok perbuatannya. Habis, mau bagaimana lagi? (sumber: http://www.tribunnews.com)

Dipenggal karena melakukan sihir?

Adalah Amina Abdulhalim Nassar, seorang wanita berkebangsaan Arab Saudi yang harus menjalani hukuman penggal setelah dinyatakan melakukan praktik 'ilmu sihir'. Eksekusi penggal untuk kasus ilmu sihir ini merupakan kali kedua ditahun ini setelah sebelumnya hukuman penggal di jatuhkan pada Abdul Hamid bin Husain bin Mustafa al-Fakki, Pria asal Sudan.

Amina dieksekusi di provinsi al-Jawf, sebelah utara Arab Saudi, pada Senin 12 desember lalu. Sebuah sumber yang dekat dengan kepolisian agama mengatakan bahwa pihak berwenang telah menggeledah rumah Nassar dan mereka menemukan sebuah buku yang berisi tentang ilmu sihir, 35 kerudung dan botol gelas yang diduga untuk melakukan praktik sihir.

Surat kabar Arab Al Hayat juga melaporkan bahwa Amina mengklaim bisa menyembuhkan penyakit dengan menjual jilbab dan tiga botol 'ramuan' seharga 1500 riyal, atau sekitar 400 dolar. (sumber: republika.co.id)

FPP Sepakat Gelar KLB Lengserkan Djohar

Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) yang digelar Forum Pengprov PSSI (FPP), Minggu 18 Desember 2011, sepakat untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).


RASN yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta Barat, malam tadi dihadiri 27 pengurus Pengprov PSSI, 18 klub Indonesia Super League (ISL), 23 klub Divisi Utama serta 360 klub Divisi 1, 2, dan 3. Dan dari rapat tersebut mayoritas peserta sepakat untuk menggelar KLB.



Agenda utama KLB tersebut adalah melengserkan kepengurusan PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin yang dianggap telah melakukan sejumlah pelanggaran Statuta PSSI. Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, La Nyalla Mattalitti, mendesak PSSI harus segera melaksanakan KLB.



"KLB bisa diselenggarakan dengan dua cara: permintaan Exco PSSI dan permintaan 2/3 suara anggota PSSI. Kalau PSSI tidak mau melakukan, maka 2/3 suara tersebut bisa melakukan KLB dengan bantuan dari FIFA," ujar Mattalitti dalam jumpa pers usai rapat.



Rencananya, surat pengajuan KLB akan segera disampaikan ke PSSI, dan paling lambat Selasa 20 Desember 2011. PSSI pun diberi waktu hingga 23 Desember 2011 untuk menyetujui digelarnya KLB.

(sumber: vivanews.com)
(sumber foto: google)

KPSI untuk KLB

Rapat Akbar Sepak Bola Nasional yang di selenggarakan oleh forum Pengprov PSSI (FPP) pada hari minggu (18/12) membuahkan sebuah komite yang berfungsi sebagai mediator agar di gelarnya kongres luar biasa PSSI dengan majunya Tonny Apriliani sebagai ketua KPSI. “KPSI dibentuk untuk memastikan digelarnya KLB PSSI jadi jika 3 bulan kedepan PSSI tidak menggubris keinginan kami untuk menggelar KLB kegiaan itu akan di selenggarakan pihak KPSI,” ujar Anggota komite eksekutiv La Nyalla.

            Dalam KPSI Tonny akan membantu oleh beberapa orang ternama seperti La Nyalla, Robertho Rouw (Anggota Komek),Dody Alex Reza (Presiden SFC), Hardi (ketua pengrof DKI) dan masih banyak lagi.

            “Semuanya sudah menyatakan mosi tidak percaya dan meminta agar KPSI mengadakan KLB.Mau tidak mau harus dijalankan” Kata tonny Apriliani.
(sumber: Tabloid Bola)
(sumber foto: google)

Pastikan KLB


Salah satu hasil Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) yang diselenggarakan oleh Forum Pengprov PSSI,Rapat yang di laksanakan pada hari minggu 18 desember 2011 menghasilkan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI)

            KPSI ini akan berfungsi sebagai mediator hingga diselenggarakan Konggres Luar Biasa (KLB), PSSI yang menjadi usulan mayoritas anggotanya. Lewat usulan anggota komite exsekutiv, La Nyalla Mattalitti, Tonny Apriliani di daulat sebagai ketua KPSI setelah mendapat persetujuan dari seluruh forum yang terdiri dari 482 anggota PSSI.
(sumber: Tabloid Bola)
(Sumber foto: Penulis)


(Achi)


berita terkait:
KPSI untuk KLB
FPP sepakat gelar KLB lengserkan Djohar
Deklarasi Jakarta untuk PSSI

PT Desaria Plantation Mining diduga menyerobot 5.000 hektare lahan masyarakat adat di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

"Tiga marga adat telah kehilangan hak ulayat yaitu 5.000 hektare tanah akibat hadirnya perusahaan perkebunan sawit PT Desaria Plantation Mining," kata Haitami Sulami, di Bengkulu.

Tiga masyarakat adat yang kehilangan hak ulayat tersebut yakni masyarakat adat Semende Muara Sahung, Marta Tetap Tanjung Agung dan Marga Sambat.

"Padahal 2.000 kepala keluarga di lima desa yakni Desa Ulak Lebar, Bukit Makmur, Ulak Bandung, Sumber Makmur, dan Tritunggal Bakti mengelola lahan itu," ujar Haitami.

Ia mengharapkan para wakil rakyat itu membantu masyarakat dalam mempertahankan tanah mereka.
Masyarakat adat meminta anggota legislatif merekomendasikan pencabutan HGU perusahaan itu kepada Bupati Kaur saat ini Hermen Malik.

"Masyarakat sepakat menolak perkebunan sawit karena kami ingin mengolah lahan kami dengan bebas," katanya. 


(sumber: Antara)
(sumber foto: google)


(Pelangi)


berita terkait:
Masyarakat Adat Bengkulu Terancam Tergusur
Hak Tenurial Bagi 26 Masyarakat Adat Bengkulu Masih Semu

Masyarakat Adat Tersingkir dari Tanah Mereka

Proses perizinan masuknya investor oleh pemerintah daerah setempat tidak melibatkan masyarakat adat di wilayah tersebut. Hal ini pun diduga sebagai penyebab terancam tergusurnya masyarakat adat wilayah Bengkulu tersebut.

"Tanah adat mereka dicaplok oleh perusahaan swasta yang telah mengantungi izin dari pemerintah. Proses penerbitan izin itu tidak pernah melibatkan masyarakat adat," ujar Haitami.

Ia pun mencontohkan, di Muara Saung, Kabupaten Kaur, tanah adat suku Semende seluas 5.000 hektar diklaim PT Desaria Plantation Mining. Padahal, tanah itu sudah ditanami penduduk setempat secara  turun-temurun. Mereka tidak pernah dilibatkan dalam proses penerbitan izin prinsip.

Jika hal ini terus terjadi maka bisa dipastikan seluruh masyarakat adat Bengkulu akan tersingkir dari tanah mereka sendiri.
(Sumber : kompas.com)
(Sumber foto : google)

HAK TENURIAL BAGI 26 MASYARAKAT ADAT BENGKULU MASIH SEMU

Khusus di Provinsi Bengkulu, terdapat 26 masyarakat adat yang belum memiliki akses terhadap hutan di tempat asal mereka.

"Hak tenurial masyarakat adat masih semu.” Begitu ujar Haitami, Ketua Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu.

Contohnya masyarakat adat Serawai Semidang Sakti di kecamatan Talo, kabupaten Seluma yang kehilangan hak tenurial akibat operasi PTPN VII.

"Bukan hanya merampas akses mereka terhadap hutan, bahkan lahan perkebunan yang selama ini masyarakat menggantungkan hidupnya, juga diserobot perusahaan atas izin negara," katanya.

Ia pun mengingatkan dalam Forum Konferensi Internasional Tentang Tenurial Hutan, Tata Pemerintah an dan Tata Wirausaha Kehutanan di Senggigi Nusa Tenggara Barat pada Juli 2011 merekomendasikan beberapa bagi pemerintah Indonesia, diantaranya adalah, Rekomendasi pertama, kata dia, pemerintah harus mengawal regulasi kehutanan dengan melihat prinsip-prinsip yang sudah ada di PBB serta menyederhanakan peraturan yang sudah ada di dalam negeri, Kedua, berupa sertifikasi pengelolaan hutan lestari untuk semua operator seperti pengusaha, masyarakat, dan pihak lain untuk menjamin pengelolaan hutan yang baik, Ketiga, merekomendasikan kepada pemerintah agar memberikan dan mengakui peranan wanita di sekitar wilayah hutan yang selama ini termarginalkan, Keempat, membentuk institusi atau badan yang dapat menyelesaikan konflik tenurial dan pengelolaan hutan, bukan hanya konflik soal hak kepemilikan. Sedangkan Kelima, pembuatan peta lahan hutan yang harus segera dilakukan oleh pemerintah Indonesia pasca konferensi. (sumber: kompas.com)
(sumber foto: google)

MASYARAKAT ADAT BENGKULU TERANCAM TERGUSUR

Tujuh marga masyarakat adat yang di Kabupaten Kaur, Bengkulu, terancam digusur.karena, Pemerintah Daerah setempat telah memberi izin konsesi pertambangan dan hak guna bagi usaha perkebunan kelapa sawit yang berada di wilayah masyarakat adat tersebut.

Ketujuh masyarakat adat tersebut adalah suku Semende Nasal, Suku Ulu Nasal, Semende Banding Agung, Semende Muara Saung, Semende Kaur Tanjung Agung, Marga Sambat dan Suku Kaur Nasal.

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu, Haitami Sulami mengatakan, sebagian besar izin itu dikeluarkan oleh kepala daerah yang lama dengan luas area sekitar 125 ribu hektar. Dan hal itu tidak sebanding dengan lahan kelola rakyat yang hanya 92 ribu hektar.

“Dari dua kondisi ini ada dua kemungkinan yang terjadi yakni tumpang tindih HGU atau lahan yang diberikan kepada koorporasi sudah memasuki kawasan hutan.”ujarnya.

Perusahan yang mengantongi izin konsesi tersebut diantaranya PT. Dinamika Selaras Jaya pada tahun 2009 sekitar 7000 hektar dan tahun 2010 sekitar 2. 438 hektar. Lalu PT. Desaria Plantation Mining sekitar 16 ribu hektar, PT. Sepang Makmur Perkasa 10 ribu hektar, PT. Era Guna mitra 1.500 hektar, PT. Ciptamas Bumi Selaras 10 ribu hektar, PT. Anugrah Pelangi Sukses 50 hektar dan PT. Tagara Argo Lestari 350 hektar.

Belum lagi izin konsesi untuk perusahaan tambang biji besi dan izin eksplorasi biji besi yang juga memakan puluhan ribu hektar lahan yang ada ditempat tersebut.

Haitami pun mendesak agar pemerintah daerah mengevaluasi pemberian izin tersebut sebab sebagian besar kawasan yang dicadangkan telah dikelola masyarakat.
(Sumber : metrotvnews.com)
(sumber foto: google)

Kebudayaan Indonesia Saat Ini Melalui Theater Karya Nandang Aradea

“Teknologi tidak bisa melawan kematian” ujar sang sutradara.

Banyak yang terlupakan oleh kita disaat teknologi menggoroti style kebiasaan trensetter. Melupakan bahwa bambu dapat bernilai tinggi, bernilai seni tinggi dan ketika kita (penonton) melihat theater ini panggung yang terbuat dari bambu mampu menopang seluruh pemain bahkan panggung itu disetting bisa memutar dan bisa bergerak.

Seperti penganologian bahwa bambu juga tidak kalah dengan studio yang lengkap dengan teknologi untuk sebuah pertunjukkan. Bambu tidak sekedar dianalogikan sebagai benda tetapi dapat menggambarkan sesuatu yang dapat membentuk sudut pola pikir seseorang. Seperti yang kita lihat banyak orang luar terkagum-kagum dengan hasil kerajinan tangan yang terbuat dari bambu dan ironisnya orang Indonesia terkagum-kagum dengan benda buatan luar.

Hal itu dapat mengikis kebudayaan Indonesia karena tidak lagi dibiasakan. Ade Yustika Rohmi sebagai penikmat theater sejak tahun 2009. Bagi Beliau theater atau karya sastra itu refleksi dari peristiwa nyata apalagi wanita yang berjilbab ini bergelut di dunia theater. Semua berawal dengan membaca naskah para senimana dan menonton pertunjukkannya. Bagi Ade theater seperti gambaran kehidupan yang dipentaskan.


Kita mempunyai budaya yang sangat unik dan luar biasa banyaknya, karena sangking banyaknya itu terkadang kita mampu menjaga dan saat kebudayaan kita mulai dilirik luar baru kita merasa memiliki padahal tidak kenal dengan kebudayaan sendiri. Hanya orang-orang tertentu yang dapat merasakan bahwa Indonesia masih mempunyai kebudayaan. Kebudayaan Indonesia sudah terganti dengan kebudayaan yang menyorot banyak orang modern. Kebudayaan luar yang perlahan menjajah jati diri bangsa.


(Ghesta)
foto oleh: Ade


berita terkait:
Apa itu Theater
Theater Kebudayaan Indonesia
Melihat Budaya dari Theater

Apa Itu Theater

“Theater itu memberi pelajaran padaku bahwa semua akan kembali ke akar dan ke dasar” ujar Ade Yustika Rohmi. Kebudayaan adalah kebiasaan yang sudah tertanam begitu lama disuatu daerah, kebudayaan terlahir karena hasil ciptaan manusia dan kebudayaan yang dapat terkikis dan memudar seiring perjalanan dunia yang terus bertukar. Sastra atau theater adalah bentuk dari refleksi peristiwa atau kejadian yang diciptakan untuk menggambarkan fenomena dunia atau khususnya peristiwa yang terjadi di Indonesia. Theater tidak bisa lepas dari peristiwa manusia yang berupa perkembangan bahkan kemunduran. Melalui theater ini kita (penonton) seperti bercermin dan mencari dimensi sendiri mengenai kebudayaan yang sudah lama ditinggalkan. Indonesia adalah negara yang kreatif dan kaya, dari bambu saja kita dapat membuat senjata dan membawa Indonesia kepada kemerdekaan. Akan tetapi globalisasi dan kebudayaan asing terus datang dan menggoroti pola pikir manusia-manusia Jakarta, Indonesia. Dewasa ini yang menutup mereka untuk sedikit melihat ke dasar. Dapat terlihat sang aktor dalam theater ini menghentak-hentakkan bambu dan berlarian kesana kemari seperti penganalogian untuk mencari jati diri.

            Theater ini penuh dengan penggambaran yang bias dapat dimaknakan banyak, akan tetapi seperti satu kesepakatan bahwa theater ini menggambarkan pencarian kembali dimensi arti perkembangan dunia “Maximum City”. Setidaknya melalui theater ini penonton dapat mencermin yang bersikap bahwa tidak selamanya kebudayaan luar lebih hebat dari kebudayaan sendiri.

(ghesta)

Theater Kebudayaan Indonesia

“Bionarasi tubuh terbelah, theater yang saya buat ini tidak sedang melawan pada fenomena Jakarta, Maximum City. Tetapi seperti refleksi yang membawa spirit arkhaik dari bambu-bambu dengan tubuh pada persepsi, suara, bunyi, gerak, wawasan, nyanyian, ruang, fashion, pembesaran tubuh adalah tubuh yang mengalami, adalah tubuh yang berfikir, adalah tubuh yang pada penumbuhan karakter”.

            Kaitan theater ini kembali kepada kebudayaan Indonesia yang mencintai alam, semua produk yang banyak dihasilkan dari alam. Sutradara mengambil bambu karena bambu dapat dimanfaatkan untuk beberapa properti yang dapat dibuat dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari manusia. Kebudayaan menganyam bambu di Indonesia hampir punah tinggal sedikit di Jakarta dan banyak digantikan dengan gedung-gedung besi, kebudayaan betawi yang mayoritas pada dahulunya menggunakan rumah yang terbuat dari bambu atau kayu juga mulai punah mereka menggantikannya dengan desain modern.


            “Theater ini lahir dengan tubuh-tubuh tanpa persepsi ditengah pusaran kebangkrutan manusia, dan kematian bangsa. Hanyalah theater yang bionarasi” itu dapat disimpulkan sebagai tujuan atau harapan si penulis atau sutradara. Beliau merasa puas karena pada saat sesi tanya jawab dan diskusi selesai pementasan Beliau terlihat senang. Dilihat dari segi penonton theater lebih banyak ketimbang acara band pada waktu yang sama theater itu dipentaskan. Hal itu dapat dikatakan si penulis berhasil menangkap penonton untuk terjun langsung menggeluti karyanya.

(ghesta)

Melihat Budaya Dari Teater

Teater studio Indonesia kolaborasi dengan teater Cafa Ide UNTIRA yang berjudul “BIONARASI TUBUH BERBELAH” karya sutradara Nandang Aradea yang berlangsung  pada tanggal 12 Desember 2011 di kampus UNTIRTA ( Universitas Negeri Sultan Agung Tirtayasa ) juga dipentaskan digaleri Nasional  Jakarta 16 Desember 2011.

            Theater ini menceritakan tentang kebudayaan dan jati diri Indonesia yang mulai terkikis dengan perubahan global. Theater ini tanpa verbal hanya ada suara nyinden saja dan pemainnya menggunakan kostum bambu. Panggung yang terbuat dari bambu karena melihat Indonesia zaman dulu spesifikasinya Jakarta itu masih menggunakan bambu sebagai alat yang dapat menunjang kehidupan. Mulai dari pembuatan rumah sampai alat perang Indonesia yang menggunakan bambu. Tapi karena dunia yang semakin berkembang jadilah menjadi “City”.

            Jadi Bionarasi tubuh terbelah ini tidak sedang melawan fenomena Jakarta “Maximum City” tetapi seperti refleksi yang membawa spirit dari bambu-bambu dengan tubuh tanpa persepsi suara, bunyi, gerak, nyanyan, ruang, fashion, pembesaran tubuh adalah tubuh yang mengalami dan tubuh yang berfikir. Pemain dalam theater ini adalah mahasiswa dan orang-orang yang bergelut didunia theater antara lain Sally Al Faqir, Dindin Saparudin, Desi Indriyani, Akrom Lay Almahzumi, Amaf M Liwa, Nahdo Sumarna, Achu Syamsudin, Saduri, Tege, Rahmat Dermawan, Safira Wiranda, Maesaro Atun.
           
Penonton yang hadir adalah kalangan seniman dan mahasiswa. Theater ini dapat dikatakan sebagai refleksi dari perkembangan dunia yang terus menggoroti bumi dan mahasiswa generasi penerus harus mengingat dasar mereka tidak mengikuti zaman tanpa dicerna terlebih dahulu banyak orang akan merasa hebat ketika memegang senjata tapi bambu juga bisa membunuh orang. Penonton yang hadir berkisar kurang lebih 300 orang pada pementasan pertama.

            Sebenarnya theater ini cukup sulit dicerna karena terlalu banyak memainkan semiotika sistem tanda jadi penonton harus cermat mengasosiasikan antara yang satu dengan yang lain kalau bagi kalangan seniman theater ini dapat dikatakan sebagai perkembangan dunia theater yang mengembalikan pemikiran dan sudut pandang pada si penikmat theater. Sang sutradara menyerahkan tafsiran dan simpilan kepada para penonton. Kalau dilihat dari karya-karya Nandang Aradea Beliau selalu menggauli dunia gerak bukan dialog seperti salah satu karyanya “Perempuan Gerabah”. Theater ini  bisa dikatakan keren karena sang penulis mengasosiasikan kebudayaa, adat dengan persepsi tubuh dan gerak bagaimana tubuh dapat merefleksikan suatu peristiwa. 

(Ghesta)
foto oleh: Ade


berita terkait:
Kebudayaan Indonesia saat ini melaluiTheater karya Nanda Aradea
Apa itu Theater
Theater Kebudayaan Indonesia