Senin, 26 Desember 2011

Pengetahuan Masyarakat Indonesia Tentang HIV/AIDS Masih Rendah

Indonesia adalah salah satu negara dengan angka penularan HIV/AIDS tertinggi di Asia, tetapi sebagian besar anak muda di Indonesia tidak mengetahui sebabnya.

Data dari kementrian kesehatan Indonesia menunjukkan 75 persen warga Indonesia yang berusia antara 15 hingga 49 tahun percaya HIV ditularkan oleh nyamuk. Seperti kebanyakan rekan-rekannya, Ariyanti Tarman yang berusia 26 tahun mengatakan ia tidak memiliki pendidikan seks formal apapun ketika bersekolah.

Ia mengatakan, “Yang paling mendekati adalah pelajaran biologi mengenai reproduksi dan itu saja. Jadi saya mendapat informasi mengenai seks dan isu-isu seputar seks seperti HIV/AIDS dan penyakit seksual menular dari surat-suratkabar, majalah, internet dan juga dari film-film.”

Negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia itu umumnya konservatif dan bagi banyak orang membicarakan seks adalah tabu dan pendekatan yang lebih liberal terhadap seks bertentangan dengan sikap-sikap tradisional.

Survei global baru-baru ini mendapati hampir 40 persen remaja Indonesia melakukan hubungan seks dan hampir separuhnya tidak memakai alat kontrasepsi ketika berhubungan seks dengan pasangan-pasangan mereka yang baru.

Pemerintah tampaknya enggan menerapkan pendidikan seks ke dalam kurikulum nasional, Zoya Amirin, seorang psikolog seks terkemuka berusaha menangani masalah itu.

Baru-baru ini Amirin meluncurkan podcast video mengenai isu-isu terkait kesehatan seksual dan berharap itu akan membantu mengatasi kesenjangan pengetahuan tentang seks.

“Kebanyakan riset menunjukkan sebagian besar orang belajar dari film porno, bertanya dari teman dan mereka percaya dongeng-dongeng. Itu adalah sesuatu yang berbahaya. Contohnya, mereka percaya membasuh alat kelamin setelah berhubungan seks, khususnya dengan alkohol bisa mencegah terinfeksi penyakit seksual menular, " ujar Zoya.

Kurangnya informasi dasar mengenai kesehatan seksual dan semakin berkembangnya cerita-cerita burung sejalan dengan semakin menyebarnya HIV/AIDS di seluruh Indonesia.

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional melaporkan tingkat infeksi HIV meningkat di beberapa propinsi termasuk Bengkulu, Papua, Maluku, Aceh dan Banten.

Angka-angka resmi menunjukkan 70.000 warga Indonesia positif terinfeksi HIV tetapi diperkirakan angka sebenarnya bisa mencapai 300.000 orang.

(sumber: voanews.com)
(sumber gambar : voanews.com)

Pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan pekerjaan bagi penderita HIV/AIDS

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan kerja bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pemprov bahkan tidak akan segan-segan memberi sanksi tegas kepada perusahaan yang menolak pengidap penyakit tersebut.

“Ancaman sanksi denda Rp500 juta diberikan bagi perusahaan yang menutup pintu bagi kelompok masyarakat tersebut. Ketentuan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Perda No 5 tahun 2008 tentang HIV/AIDS dan Undang-Undang Ketenagakerjaan,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta Deded Sukendar dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (16/12/2011).
Aturan tersebut, kata Deded, merupakan menjadi bukti konsistensi Pemprov DKI Jakarta terhadap persamaan hak bagi warganya. Tidak terkecuali hak mendapat pekerjaan yang layak bagi ODHA.
Dia menambahkan, DKI Jakarta selama ini cukup konsen terhadap persoalan HIV/AIDS. Berkat upaya keras Pemerintah berhasil menekan jumlah penderita HIV/AIDS serta penularannya. Hal ini juga berbuah penghargaan yang diberikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sebagai Pembina Terbaik Tingkat Nasional Bidang pembinaan warga yang terinfeksi HIV/AIDS.
Atas penghargaan itu, Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo berjanji akan terus bekerja keras untuk menyosialisasikan strategi penanggulangan HIV/AIDS kepada masyarakat.
Di Jakarta sendiri, sambung dia, sudah terdapat 85 rumah sakit yang siap melayani ODHA secara gratis jika pasien yang bersangkutan memiliki kartu JPK-Gakin dan SKTM. Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah memiliki alat tes pendeteksi HIV di 44 puskesmas kecamatan, 54 rumah sakit swasta, dan 6 rumah sakit umum daerah (RSUD)
(sumber : okezone.com)
(sumber foto: berita batavia.com)       
(bia)


berita terkait:
Pengetahuan masyarakat tentang HIV dan AIDS masih rendah
generasi muda perlu tau tentang AIDS
terapi ikan rentan tularkan HIV/AIDS

GENERASI MUDA PERLU TAU TENTANG AIDS

PANGKALPINANG - Pentingnya informasi terkait bahaya dan pencegahan virus Human immunodeficiency virus (HIV) is a lentivirus (a member of the retrovirus family) that causes acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pangkalpinang memberikan sosialisasi HIV/AIDS terhadap 50 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Citra Delima Selasa (6/11) kemarin. Hadir sebagai pembicara pada sosisalisasi ini, Wakil Walikota (Wawako) Pangkalpinang dan juga sekaligus ketua KPA Pangkalpinang Malikul Amjad, Sekretaris KPA Pangkalpinang dr Johan Jabri yang didampingi oleh ketua Stikes Citra Delima Babel Hj Sjenileila Boer serta jajaran staff dan dosen Stikes Citra Delima Babel.
Malikul Amjad menyampaikan, tujuan sosialisasi yang diadakan sekarang ini tidak lain adalah untuk memberikan wawasan serta pengetahuan bagi masyarakat, khususnya pada saat ini mahasiswa Stikes Citra Delima Babel untuk mengetahui bahaya dari apakah itu virus ini, bahayanya apa dan bagaimana pencegahannya. "Mereka ini (Mahasiswa-red) kita rasakan perlu tahu seluk-beluk mengenai virus HIV/AIDS, baik itu meliputi apa itu HIV/AIDS, bahayanya, bagaimana cara pencegahan dan penularannya. Kemudian kemana konsultasi atau berobat jika terkena virus ini. Dan ini perlu diketahui oleh mahasiswa ini melalui sosialisasi yang diadakan sekarang", kata Wawako saat ditemui pada sela-sela sosialisasi.
Wawako menambahkan, sosialisasi penyuluhan HIV/AIDS ini bukan kali pertama diadakan. Sebelumnya telah dilaksanakan diberbagai untuk sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Pangkalpinang. "Sosialisasi yang kita adakan, tidak semata tertuju ke tempat-tempat yang rawan penularan HIV/AIDS sendiri, seperti tempat lokalisasi. Melainkan target sasaran kita pencegahan yang efektif itu adalah para generasi muda yakni, pelajar dan mahasiswa. Dan ini perlu diketahui, usia yang rentan terindikasi oleh virus tersebut adalah usia 15 sampai 35 tahun. Oleh sebab itu, kita cegah dari yang muda dulu", terang malikul.
Oleh sebab itu dia berharap, wawasan dan pengetahuan yang disampaikan dari sosialisasi penyuluhan ini dapat diinformasikan keluar oleh mahasiswa ataupun staf dan dosen yang hadir pada saat ini ke masyarakat atau di lingkungan sekitarnya sendiri. Sosialisasi-pun menjadi lebih menarik saat pertanyaan-pertanyaan dilontarkan satu per satu oleh mahasiswa Stikes Citra Delima yang ingin lebih memahami penyebaran AIDS. Seperti hal-nya Firliyanti dan M Siddiq mahasiswa semester 3 yang menanyakan adakah tindakan pemerintah dalam menanggulangi masalah AIDS ini dalam merazia tempat lokalisasi di Pangkalpinang, serta bagamana mengatasi dan cara memberlakukan seseorang jika terkena virus tersebut.

Terkait bahayanya virus HIV/AIDS di kalangan masyarakat, para mahasiswa diminta berperan serta untuk aktif membantu menginformasikan bahayanya penyebaran HIV/AIDS bagi masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
"Dengan pengetahuan dan wawasan yang telah diketahui kita harapkan mereka-mereka ini yang juga sebagai masyarakat elite di kalangan masyarakat lainnya dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait bahayanya dan cara pencegahan virus ini", tegas wawako.  Tentang AIDS, ia menambahkan, sebelumnya belum mendapat prioritas oleh pemerintah. Namun sekarang, setelah dinyatakan oleh KPA Pusat yang mengeaskan masalah HIV/AIDS ini harus ditangani secara serius karena dari tahun ke tahun jumlah yang menghidap AIDS mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dari berbagai sosialisasi penyuluhan yang diadakan ini dengan pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan HIV/AIDS diharapkan sangat bermafaat bagi mahasiswa-mahasiwa   ini dan juga dapat sampaikan kepada keluarga dan masyarakat disekitarnya.  "Informasi yang kurang diketahui oleh masyarakat ini yang sangat perlu diberikan. Untuk itu, mahasiswa ini kita minta aktif berinteraksi dengan masyarakat, salah satunya mengenai AIDS dari apa itu AIDS, penyebarannya, bagaimana cara pencegahannya, kemana konsultasi atau berobat", pungkas Malikul.(ian)
(sumber : jawa post harian network)
(sumber foto : jawa post harian network)
(bia)


berita terkait:
pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS masih rendah
pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan pekerjaan bagi penderita HIV/AIDS
terapi ikan rentan tulakan HIV/AIDS 

Terapi ikan rentan tularkan HIV AIDS

TERAPI ikan yang diklaim atau dipercaya dapat mengatasi jenis penyakit tertentu justru disebut-sebut menularkan HIV/AIDS.

Anda mungkin pernah melihat atau mendengar terapi ikan yang kini marak di beberapa pusat perbelanjaan. Terapi ini dilakukan dengan cara memasukkan kaki Anda kedalam bak berisi ikan garra rufa, dan kemudian membiarkan ikan bekerja dengan mengigit kaki Anda.
Banyak orang percaya bahwa terapi itu bisa mengatasi jenis penyakit tertentu. Namun, dalam sebuah penelitan terbaru justru mengatakan hal sebaliknya.
Seperti dikutip dari Telegraph, Badan Perlindungan Kesehatan Inggris mengingatkan ancaman baru bagi mereka yang suka melakukan terapi ikan. Penyakit seperti diabetes, sistem kekebalan tubuh menurun (psoriasis) hingga terinfeksi HIV mengincar keselamatan Anda.

"Kami mengeluarkan petunjuk ini karena jumlah terapi semacam ini terus meningkat. Jika prosedur higienitas dengan benar diikuti, risiko infeksi ini akan menjadi rendah. Tapi, masih ada risiko transmisi dari sejumlah infeksi, seperti HIV dan hepatitis," ujar seorang juru bicara dari Badan Perlindungan Kesehatan (HPA) Inggris.
Bakteri
Lembaga itu menyakini bahwa air dalam bak yang berisi ratusan hingga ribuan ekor ikan tersebut mengandung mikroorganisme (bakteri). Bakteri yang berasal dari air bak yang kotor akan dipindahkan melalui ikan-ikan dan kemudian menularkan kepada konsumen yang melakukan terapi tersebut.
Hal ini perlu diwaspadai, mengingat air dalam bak tidak langsung diganti setelah digunakan oleh konsumen.
Penyebaran virus HIV juga mungkin terjadi di terapi ikan ini. Pada saat ikan-ikan kecil tersebut akan menggigit kulit mati yang terdapat di bagian kaki, tanpa disadari, ikan tersebut menggigit terlalu kuat dan menyebabkan terjadinya luka dan keluarnya darah.
Melalui perantara air yang sudah terkontaminasi darah dari penderita HIV, maka dengan mudah menulari orang lain saat sedang melakukan terapi jika konsumen memiliki luka atau infeksi di kaki.
Sementara itu, Dr Hilary Kirkbride, konsultan epidemiologi dari HPA, menyarankan agar pemilik terapi lebih menjaga kebersihan demi kesehatan para pengunjungnya.
Kirkbride juga menyarankan agar air dalam bak sebaiknya diganti setiap selesai digunakan oleh satu orang.
"Jika standar kebersihan yang baik diikuti oleh pemilik terapi, masyarakat tidak mungkin akan terjangkit infeksi dari terapi ikan itu, meskipun risikonya akan lebih tinggi untuk orang tertentu," ujar Kirkbride. (ic/bh)
(sumber : harian analisa)
(sumber foto : google.com)
(bia)


pengetahuan masyarakat Indonesia tentang HIV/AIDS masih rendah
pemprov DKI Jakarta menjamin lapangan pekerjaan bagi penderita HIV/AIDS
generasi muda perlu tau tentang AIDS

Rabu, 21 Desember 2011

Ibu pertiwi, inspirasi beritapertiwi.com



Makna Ibu Pertiwi bagi Indonesia tidak lain adalah tanah airku, tanah tumpah darahku, tempat berlindung, tanah yang suci, tanah yang sakti, hutan gunung sawah dan lautan, simpanan kekayaan. Sang Ibu Pertiwi menjadi sosok seorang ibu yang dicintai, ibu yang membuai dan membesarkan anak anaknya, yang dapat bersedih hati, bersusah hati, berlinangan air mata, merintih dan berdoa, bergembira, dan tempat untuk berbhakti dan mengabdi. Semua warga bangsa Indonesia adalah anaknya, anak bangsa atau putra kesayangannya.

Ibu pertiwi merupakan personifikasi nasional Indonesia, sebuah perwujudan tanah air Indonesia. Sejak masa prasejarah, berbagai suku bangsa di kepulauan Nusantara sudah menghormati roh alam dan kekuatan bumi, mereka mengibaratkannya sebagai ibu yang memberikan kehidupan, sebagai dewi alam dan lingkungan hidup. Setelah diserapnya pengaruh Hindu sejak awal millenia pertama, dia dikenal sebagai dewi Pertiwi, dewi bumi. Dewi pertiwi populer dalam berbagai lagu dan puisi perjuangan bertema patriotik, seperti lagu “Ibu Pertiwi” dan “Indonesia Pusaka”. Lagu kebangsaan “Indonesia raya” lirik dalam bait “Jadi pandu ibuku” kata “ibu” disini merujuk kepada Ibu Pertiwi. 

Deklarasi Jakarta untuk PSSI

Tak hanya kepengurusan PSSI di bekukan oleh Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) tetapi KPSI pun menyampaikan surat tuntutan KLB yang di sarikan dalam bentuk Deklarasi Jakarta ke PSSI pada senin (19/12). Surat ini di tembuskan ke AFC dan FIFA. Berikut isi dari Deklarasi Jakarta tersebut.



1.      Menyampaikan mosi tidak percaya kepada Djohar Arifin Husain(ketua umum PSSI),Farid Rahman (wakil ketua PSSI),Sihar Sitorus,Mawardi Nurdin,Widodo Santoso,Tuty Dau, dan Bob Hippy(Anggota Komite Eksekutif) karena di nilai tidak kradibel untuk menjalankan Organisasi PSSI dan telah melakukan pelanggaran terhadap Statuta PSSI, serta tidak menjalankan hasil keputusan Kongres tahunan PSSI Tahun 2011 di Bali.
2.      Meminta untuk di selenggarakan Kongres Luar Bisa PSSI dengan agenda pemilihan Ketua umum,wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI selambat lambatnya tanggal 30 maret 2012
3.      Meminta kepada PSSI untuk memberikan jawaban terhadap permintaan diselenggarakanya KLB PSSI tersebut pada poin 2 selambat-lambatnya tanggal 23 desember 2011.
4.      Membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang memiliki tugas untuk memastikan diselenggarakanya KLB PSSI tersebut.dan apabila PSSI tidak bersedia menjalankan KLB, maka dengan ini kami memberikan kewenangan penuh kepada KLB PSSI sesuai dengan statute PSSI.
5.      KPSI juga bertugas menjalankan roda organisasi PSSI sesuai dengan hasil Kongres PSSI ll di Bali 2011,termasuk memproteksi kredibilitas dan integerasi PSSI dan anggotanya sampai dengan terpilihnya Komite Eksekutif PSSI yang baru. 
(sumber: tabloid bola)
(sumber foto: google)

Perkosa Anak, Ayah Dihukum Cambuk 2.080 Kali

Seorang pria yang divonis bersalah memperkosa anak perempuannya diganjar hukuman cambuk 2.080 kali selama masa tahanan 13 tahun.

Menurut surat kabar di Arab, pengadilan di Mekah menyatakan pria tersebut bersalah karena memperkosa anak perempuannya yang masih remaja. Aksi bejat itu terjadi selama tujuh tahun. Sang ayah memperkosa darah dagingnya sendiri saat di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.

Surat kabar Okaz mewartakan, Sabtu, 10 Desember 2011, terdakwa akan dicambuk di panggung sepanjang masa tahanannya. Namun, nama terdakwa tidak disebut dalam surat kabar tersebut.

Kepolisian agama Arab mengatakan mendapat informasi mengenai pemerkosaan itu melalui paman sang anak perempuan.

Hukum cambuk merupakan hukuman yang biasa dijatuhkan ulama yang menjadi hakim di Arab Saudi. Hukuman tersebut berlaku berdasarkan penafsiran Kerajaan Arab terhadap hukum Islam. (sumber: http://www.tempo.co/)